KOMPASTV - Indonesia baru saja bersiap bangkit, dan mulai mampu mengendalikan penyebaran pandemi covid-19 yang melanda dunia. Sayangnya, konflik rusia-ukraina kembali menekan perekonomian nilai rupiah tertekan.
Pelemahan rupiah, berpotensi menimbulkan tekanan yang lebih besar bagi perekonomian negeri ini.
Menurut Biro Pusat Statistik, laju inflasi dipicu oleh tingginya harga beberapa bahan pokok antara lain cabai, yang panennya terganggu oleh perubahan cuaca yang tidak menentu.
Naiknya harga bahan pokok kebutuhan sehari-hari ini, menjadi beban bagi warga yang sebelumnya telah melewati masa-masa sulit karena pandemi.
Warga terpaksa mengurangi konsumsi kebutuhan bahan-bahan pokok tersebut, untuk bertahan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tekanan terhadap rupiah memang harus dikendalikan. Bank Indonesia terus memantau perkembangan pasar keuangan, untuk mengurangi tekanan tersebut, untuk mengendalikan inflasi dalam negeri.
Situasi global saat ini, memang kurang menguntungkan. Bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi kawasan lain yang ikut terdampak akibat krisis yang terjadi di eropa.
Setiap negara perlu bekerja sama, untuk menjamin distribusi pasokan berbagai kebutuhan pokok, bagi kelangsungan peradaban dunia
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/309338/nilai-tukar-rupiah-merosot-dan-ancaman-inflasi-news-or-hoax