TANGERANG, KOMPAS.TV - Pakaian dan berbagai perlengkapan untuk bertolak ke tanah suci, sudah dibawa oleh Dewi.
Tentu saja ini bukan nama sebenarnya, kami sengaja merahasiakan identitas korban demi kenyamanan.
Bersama jemaah calon haji furoda lainnya, Dewi sudah membawa koper dan siap berangkat melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Menanti kepastian yang tak kunjung datang, 16 calon haji furoda menanti kabar baik dari Travel Jannah Firdaus, yang bertanggung jawab memberangkatkan mereka.
Namun, tiga hari menunggu Visa Mujamalah yang dinantikan tak kunjung terbit.
Hingga Selasa (5/07) malam, pihak pemerintah Arab Saudi menyatakan pengurusan visa jemaah haji sudah ditutup.
Padahal, 16 calon haji yang gagal berangkat sudah mengeluarkan sekitar Rp300 juta, untuk bisa berangkat ke tanah suci menggunakan Visa Mujamalah.
Kini, dana yang sudah dibayarkan belum ada kejelasan tentang pengembaliannya.
Kisruh visa furoda masih menjadi perhatian karena banyak jemaah yang gagal berangkat.
Kementerian Agama dan Konjen RI di Jeddah menegaskan pemberian Visa Mujamalah sepenuhnya kewenangan Kerajaan Arab Saudi, kepada siapa pun yang dikehendaki.
Senada dengan hal itu, Menteri Agama menyebut, Visa Mujamalah ada sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan antara pemerintah Arab Saudi dan pemerintah penerima visa, termasuk Indonesia.
Namun, pemerintah Indonesia tidak memiliki akses sama sekali untuk mengelola Visa Mujamala.
Meskipun pemerintah Indonesia tidak memiliki akses untuk mengatur pemberian Visa Mujamalah bagi jemaah haji furoda, pemerintah mewajibkan travel resmi yang terdaftar, untuk mengakomodasi kebutuhan visa tersebut.
Agar jemaah haji Indonesia tercatat secara administrasi di Kementerian Agama Republik Indonesia.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/306557/penantian-visa-mujamalah-yang-tak-kunjung-terbit-16-calon-haji-furoda-gagal-berangkat-ke-tanah-suci