MAGELANG, KOMPAS.TV - Upaya meminimalisir keausan batu pada struktur bangunan candi, Balai Konservasi Candi Borobudur mendesain sandal khusus menggunakan material dengan tingkat kekerasan yang rendah.
Sandal beralaskan anyaman mendong atau pandan dan bersol spon ati ini dinamakan upanat. Upanat akan digunakan untuk menjadi alas kaki saat naik ke atas Candi Borobudur untuk meminimalisir keausan batuan candi.
Desain sandal ini diambil dari relief Karmawibhangga panel 150. Sementara, material yang digunakan untuk membuat upanat telah melalui riset yang dilakukan balai konservasi candi.
Jenis material spon ati memiliki kekerasan yang lebih rendah dari jenis spon lainnya, sehingga mempunyai dampak keausan yang rendah.
Material pendukung lainnya diperoleh dari pemanfaatan bahan di lingkungan sekitar. Pada bagian jepitan kaki berasal dari batok kelapa, bagian alas berasal dari anyaman pandan yang ini dapat banyak ditemukan di bukit Menoreh, alas anyaman pandan juga dapat menyerap keringat, sehingga nyaman saat digunakan.
Dengan adanya upanat, ini juga sebagai pelestarian berbasis pemberdayaan masyarakat yang dibuat perajin di Kawasan Candi Borobudur dengan memanfaatkan bahan - bahan dilingkungan sekitar.
"Kami sedang mempersiapkan SOP untuk wisatawan yang akan mengunjungi monumen Candi Borobudur. SOP ini sedang dipersiapkan bersama dengan teman - teman dari dirjen kebudayaan khususnya dari UPT Balai Konservasi Borobudur. Harapannya ke depan semua pengunjung ini harus pakai sandal khusus upanat," kata Pujo Suwarno, WS General Manager TWC.
sebelum memproduksi upanat, basiyo dan perajin lainnya mendapatkan pelatihan dari Balai Konservasi Candi Borobudur. Saat ini hanya Basiyo yang memproduksi upanat, sedangkan perajin lain belum berani memproduksi karena belum ditentukan secara pasti waktu untuk penggunaan upanat untuk naik ke struktur Candi Borobudur.
#candiborobudur #upanat #magelang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/299226/upanat-sandal-khusus-untuk-naik-ke-candi-borobudur