MALANG, KOMPAS.TV-Meski harga jual cabai di pasaran melambung hingga Rp 100 ribu per kilogram, namun hal tersebut tidak membawa dampak baik bagi petani.
Tingginya biaya produksi dan rusaknya tanaman cabai, membuat petani tidak mendapatkan untung dari kenaikan harga ini.
Hal tersebut bisa terlihat di ladang cabai milik Suparti, yang berada di kawasan Merjosari Kota Malang.
Sejak beberapa pekan terakhir, tanaman cabai milik Suparti rusak. Berbagi cara sudah dilakukan oleh petani cabai ini, termasuk dengan memberikan obat dan pupuk.
Namun hal tersebut tidak membuat tanaman cabai miliknya membaik. Cuaca yang tidak menentu, disebut petani menjadi penyebab rusaknya tanaman cabai.
Cabai yang tumbuh nampak busuk dan mengering. Biaya lebih besar pun harus dikeluarkan oleh petani untuk tanaman cabai. Suparti mengatakan, dari lahan seluas 1.500 meter persegi, dirinya hanya bisa memanen 25 kilogram cabai, karena kerusakan yang cukup parah.
Untuk harga jual memang tergolong naik, yakni Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu, namun dengan tingginya tingkat kerusakan dan biaya produksi, petani belum mendapatkan untung dengan kenaikan harga cabai.
"Hujan malam hari itu mas, rontok dan cacar, ini hanya panen enam kali. Kalau ke tengkulak 35 ribu, kalau pedagang 50 ribu" ucap Suparti.
Dengan kondisi saat ini, Suparti hanya bisa pasrah dengan mengumpulkan cabai yang masih bisa dipetik untuk Ia jual ke pengecer.
#cabaipetani #cabaimahal
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/297463/sedih-meski-cabai-di-pasaran-mahal-petani-tak-dapat-untung