SEMARANG, KOMPAS.TV - Karni Amat Mustari, warga Dsa Gatak, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang kesehariannya sebagai penjual taoge atau kecambah. Dalam sehari, dari 10 kilogram kacang hijau bisa menghasilkan sebanyak 30 kilogram taoge dan ia jual seharga Rp 10.000 per kilogramnya.
Hasil dari penjualan taoge ini, nenek Karni menyisihkan sedikit demi sedikit uangnya untuk tabungan haji. Hal ini sudah ia lakukan sejak tahun 2010. Setelah lebih dari 10 tahun menabung, akhirnya nenek Karni bisa berangkat ibadah haji tahun ini.
"Mulai menabungnya itu tahun berapa ya, saat suami saya masih hidup itu saya sudah punya uang, dan suami saya meninggal tahun 2010. Tahun 2011 saya punya tabungan Rp 8.500.000," ujar nenek Karni.
Nenek Karni juga sempat khawatir jika tidak akan bisa berangkat ke tanah suci, lantaran pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
Rasa syukur tak henti - hentinya ia panjatkan, karena bisa berangkat haji tahun ini. Semua perlengkapan haji sudah nenek Karni siapkan sebelum berangkat, termasuk menyiapkan kondisi kesehatan fisik dan keimanan yang baik. Ia berharap bisa menjalankan ibadah haji dan pulang ke tanah air menjadi haji yang mabrur.
#klaten #ibadahhaji #penjualtaoge
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/297252/menanti-10-tahun-nenek-penjual-taoge-naik-haji