JAKARTA, KOMPAS.TV - Skoliosis atau kelainan pertumbuhan yang terjadi pada tulang bagian belakang, biasanya kerap di sadari ketika dewasa.
Hal ini disebabkan karena pada umumnya, skoliosis tidak terlihat jelas ketika masih dalam masa pertumbuhan atau anak-anak.
Hal ini menuntut para orang tua, untuk memperhatikan buah hati tercintanya dengan cermat, untuk menghindari semakin memburuknya pertumbuhan tulang belakang pada anak.
Menurut Dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, Charles Siagan, skoliosis merupakan penyakit yang sering dialami masyarakat.
Biasanya diawali dengan keluhan nyeri punggung dan disertai dengan tulang bengkok.
Baca Juga Diare Tidak Bisa Dianggap Remeh, Kenali Gejalanya dan Segera Periksakan Jika Memburuk! | AYO SEHAT di https://www.kompas.tv/article/292511/diare-tidak-bisa-dianggap-remeh-kenali-gejalanya-dan-segera-periksakan-jika-memburuk-ayo-sehat
Bagi sebagian masyarakat penyakit skoliosis agak menyeramkan karena bisa dialami oleh siapa saja.
Skoliosis itu sebenarnya kelainan tulang belakang dengan 3 dimensi, bukan hanya bengkok ke samping namun tulangnya ikut berputar.
Berdasarkan usia skoliosis secara garis besar dibagi menjadi 3, diantaranya sejak lahir, saat pertumbuhan ( usia 5-remaja ), dan pada saat remaja.
Skoliosis bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih banyak terjadi pada wanita pada usia pertumbuhan dan khususnya saat menstruasi.
Resiko tersebut akan semkin tinggi apabila orang tua juga menderita skoliosis.
Selain keturunan, ada faktor lain seperti penyakit yang mengenai saraf, sehingga otot mengalami perbedaan yang menyebabkan bengkok pada tulang.
Namun yang lebih sering terjadi adalah idiopathic ( tidak diketahui penyebabnya).
Ini mewajibkan orang tua untuk lebih aware terhadap anak-anaknya terutama jika memang menderita skoliosis.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/293614/mengenali-gejala-awal-skoliosis-benarkah-wanita-memiliki-risiko-yang-lebih-besar-ayo-sehat