BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Kandang penjual kambing di Jalan R-K Ilir Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang biasanya ramai dipenuhi dengan ratusan ekor kambing ini hanya menyisakan 6 ekor saja.
Bukan karena laku, kendati kondisi ini merupakan imbas dari dihentikannya pasokan kambing yang bersumber dari Bangkalan, Jawa Timur karena diberlakukannya lockdown akibat munculnya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.
Baca Juga Lockdown Pasokan dari Jatim, Harga Daging Sapi di Pasaran Banjarmasin Naik di https://www.kompas.tv/article/292989/lockdown-pasokan-dari-jatim-harga-daging-sapi-di-pasaran-banjarmasin-naik
Untuk menjaga ketersediaan kambing, penjual pun terpaksa harus mencari kambing dari dalam daerah.
Serta mendatangkan dari Grogot, Kalimantan Timur, hingga berdampak pula pada meroketnya harga dari Rp.1,9 Juta (satu koma sembilan juta) menjadi Rp. 3 Juta (tiga juta rupiah) per ekornya.
Jelang idul adha membuat penjual turut menyayangkan kondisi ini, lantaran terancam mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Katanya ada wabah di daerah terutama Jawa Timur, itu ada enam nyarinya dua hari dua malam, biasanya ratusan," ucap Pandi, seorang penjual kambing.
Baca Juga Kasus Bagi-bagi Amplop di Rapat Paripurna DPRD Banjar Ditutup, Ini Alasan Kejari di https://www.kompas.tv/article/292983/kasus-bagi-bagi-amplop-di-rapat-paripurna-dprd-banjar-ditutup-ini-alasan-kejari
Untuk menjaga kepercayaan pelanggan, penjual memberikan tenggat waktu atau kepastian stok kambing hingga juni mendatang.
Penjual pun berharap kebijakan dari pemerintah perihal pasokan kambing dari pulau Jawa ini agar bisa dibuka kembali pengiriman pasokan kambing ke Kalimantan Selatan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/292990/dampak-pmk-penjual-kambing-di-banjarmasin-terancam-rugi-ratusan-juta-rupiah