LUMAJANG, KOMPAS.TV - Sapi seberat satu ton di Lumajang, Jawa Timur, mati akibat terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).
Akibatnya, pemilik sapi rugi puluhan juta rupiah.
Agar penularan tidak bertambah, sapi jenis limosin dikubur di belakang kandang.
Menurut pemilik sapi, sebelum mati, ternaknya mengalami gejala penyakit mulut dan kuku selama satu pekan.
Kakinya pincang, mulut berbusa dan tidak mau makan; pengobatan tak membuahkan hasil.
Sapi limosin dengan berat lebih dari satu ton itu rencananya dijual pada Hari Raya Iduladha.
Hingga saat ini, di Lumajang, sapi yang sudah mati akibat wabah mencapai 17 ekor dan yang terinfeksi hampir seribu ekor.
Untuk mencegah meluasnya penularan, pihak Pasar Hewan Ciwareng Purwakarta kini memperketat keluar masuk hewan ternak yang akan diperjualbelikan di pasar.
Pasar hewan memeriksa kelengkapan surat jalan, surat keterangan kesehatan sehat hewan, dan hasil lab bebas PMK.
Sapi yang datang dari luar daerah tanpa surat lengkap, tidak bisa masuk ke Pasar Hewan Purwakarta.
Penyemprotan disinfektan pun dilakukan petugas terhadap mobil-mobil pengangkut sapi, baik yang masuk dan keluar.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/292127/pengobatan-tak-membuahkan-hasil-sapi-jenis-limosin-seberat-1-ton-mati-karena-penyakit-mulut-kuku