BALI, KOMPAS.TV - Warga mengolah jerami menjadi pupuk kompos.
Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah polusi akibat asap pembakaran jerami, Terutama agar para petani tidak lagi tergantung dengan pupuk kimia.
Jika sebelumnya seusai masa panen padi, di Subak Telun Aya, Tegal Lalang, Gianyar, Bali membakar jerami untuk membersihkan lahan persawahan namun kini tradisi tersebut mulai ditinggalkan.
Hal ini karena jerami yang seharusnya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk tidak lagi terbuang sia-sia dengan cara dibakar.
Pola bakar jerami, tradisi sebelum mengolah lahan persawahan pun, kini ditingkatkan dengan cara mengolah jerami menjadi pupuk kompos.
Caranya pun cukup sederhana, yaitu hanya dengan membasahi jerami dan ditempatkan ke dalam box berbahan terpal kemudian ditabur tanah sebagai pengganti pupuk kandang.
Dimana dalam pengolahan pupuk kompos ini, dilakukan perbandingan 1 : 1 dengan berlapis antara bahan jerami dan tanah.
Hal tersebut dilakukan sebab menurut penelitian 1 ton jerami menghasilkan hingga 1/3 sampai 1/2 ton kompos jerami.
Pengolahan yang dipandu akademisi Fakultas Pertanian Univeristas Warmadewa ini menyebutkan bahwa, pupuk kompos kemudian bisa dihasilkan dalam waktu yang singkat hanya dalam waktu satu bulan.
Sementara itu, menunggu masa bercocok tanam, kegiatan pengomposan jerami dapat ditabur di lahan persawahan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/290892/cara-petani-mengolah-pupuk-kompos-dari-jerami-untuk-kurangi-polusi-dan-ketergantungan-pupuk-kimia