MALANG, KOMPAS.TV - Untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, pasar hewan di berbagai daerah terpaksa ditutup sementara.
Para peternak harus memutar otak untuk memasarkan hewan mereka.
Berjualan sapi lewat media sosial secara daring pun menjadi pilihan.
Ya, hal ini karena merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan membuat peternak resah.
Pasalnya, kondisi seperti saat ini membawa dampak besar bagi peternak sapi.
Andri Irfan, salah satu peternak sapi di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, ini misalnya.
Akibat merebaknya wabah PMK pada hewan ternak, dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan dan pakan sapi di kandang miliknya.
Hal ini dikarenakan setelah adanya wabah pmk, pasar hewan pun ditutup, sehingga dirinya tidak bisa berjualan untuk sementara dan harus merawat sapi yang seharusnya bisa dijual di pasar.
Agar bisa terus memutar keuangan, peternak sekaligus pedagang sapi ini memanfaatkan media sosial untuk menawarkan sapi miliknya.
Upaya pencegahan pun ia lakukan.
Sebagai langkah antisipasi, kebersihan dan kesehatan sapi benar-benar ia perhatikan.
Pemberian vitamin pada sapi juga ia lakukan agar kondisi sapi tetap sehat dan bisa dijual.
Peternak berharap, wabah penyakit mulut dan kaki yang menyerang hewan ternak bisa segera teratasi, karena kondisi saat ini sangat memberatkan bagi peternak seperti dirinya.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/289660/putar-otak-supaya-tak-merugi-karena-pmk-peternak-berinovasi-jual-hewan-lewat-media-sosial