JAKARTA, KOMPAS.TV - Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo terus menunjukkan penurunan.
Survei Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia yang digelar 5 hingga 10 Mei 2022, menyatakan sebanyak 8,0 persen responden menyatakan sangat puas dan 50,1 persen menyatakan cukup puas.
Sementara, 29,1% responden menyatakan kurang puas, dan 6,1 persen menyatakan tidak puas sama sekali.
Total, ada 58,1 persen responden yang puas dengan kinerja presiden, berbanding dengan total 35,2% responden yang menyatakan tidak puas.
Hasil survei selama 7 bulan terakhir, merekam tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden yang terus menurun.
Baca Juga Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi Turun, Demokrat: Kabinet Harus Kompak di https://www.kompas.tv/article/289417/tingkat-kepuasan-kinerja-jokowi-turun-demokrat-kabinet-harus-kompak
Tingkat kepuasan pada bulan November 2021 hingga Februari 2022, masih berada di atas 70 persen.
Namun, terus terjun ke 64,6 persen pada Maret 2022 dan terus menukik ke titik terendah 58,1 persen pada bulan Mei 2022.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra berpandangan, anjloknya tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden perlu ditindaklanjuti dengan evaluasi terhadap kinerja kabinetnya.
Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai, penurunan tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden merupakan hal yang biasa.
Pemerintah bisa menjadikan hasil survei sebagai evaluasi kebijakan.
Survei Indikator Politik Indonesia menegaskan, sejumlah isu ekonomi seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, bantuan yang tidak merata, pengangguran, dan penanganan mafia minyak goreng, menjadi alasan utama ketidakpuasan publik terhadap kinerja presiden.
Hasil survei ini juga sekaligus menyiratkan pemerintah perlu bekerja keras mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/289502/publik-tak-puas-dengan-kinerja-jokowi-kenaikan-inflasi-persoalan-mafia-minyak-goreng-jadi-pemicu