GORONTALO, KOMPAS.TV - Meski tinggal di pesisir laut tak membuat nelayan Suku Bajo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, menjadikan ikan sebagai penghasilan utama.
Nelayan pun mulai melirik lobster laut, karena memiliki nilai jual tinggi.
Inilah perkampungan Suku Bajo yang berada di kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
Desa yang di huni oleh 465 kepala keluarga dan 1.602 jiwa ini merupakan desa pengahasil ikan terbesar di Boalemo, pasalnya sebagian besar warga Desa Bajo berprofesi sebagai nelayan.
Baca Juga Petasan Meledak, Penyelundupan Benih Lobster Hingga Harga Ayam Jago Capai Rp200 Ribu per Ekor di https://www.kompas.tv/article/284821/petasan-meledak-penyelundupan-benih-lobster-hingga-harga-ayam-jago-capai-rp200-ribu-per-ekor
Seiring berjalannya waktu, sejumlah warga Suku Bajo yang sebelumnya berprofesi sebagai nelayan kini mulai beralih menjadi penampung lobster.
Nelayan Suku Bajo memilih untuk menampung lobster laut karena selain harganya yang mahal dan menguntungkan lobster laut dari Suku Bajo ini mulai di eskpor ke luar negeri.
Penampung lobster laut Roy Amir mengatakan saat ini harga lobster laut di jual dengan harga Rp 400.000 per Kg, dalam sehari Roy bisa menjual 15 - 20 lobster laut ke perusahaan.
Saat ini penampung lobster laut yang ada Desa Bajo berjumlah 4 orang dimana masing-masing penumpang ini memiliki 5 - 10 nelayan penangkap lobster laut.
Roy menambahkan meski menjadi penampung lobster laut adalah penghasilan utama bagi keluarganya, namun Roy tak melupakan profesinya sebagai nelayan untuk turun melaut bersama nelayan lainnya.
Baca Juga Produk Teknologi Budidaya Lobster Dalam Negeri Dilirik Asing di https://www.kompas.tv/article/282558/produk-teknologi-budidaya-lobster-dalam-negeri-dilirik-asing
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/286314/tembus-pasar-ekspor-nelayan-ikan-suku-bajo-mulai-beralih-ke-lobster-laut