JAKARTA, KOMPAS.TV - McDonald's, gerai makanan cepat saji, mencatat kerugian sebesar US$127 juta atau setara Rp1,84 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) gara-gara perang Rusia-Ukraina. Perang tersebut memaksa McDonald's untuk menutup gerai mereka yang tersebar di Ukraina dan Rusia.
Setelah lebih dari 30 tahun, McDonald's memutuskan menutup gerainya di Rusia, dipicu tekanan dari konsumen di seluruh dunia sebagai protes terhadap invasi militer Rusia ke Ukraina.
Baca Juga Diduga Kelelahan! Pemudik Ditemukan Tewas, Terjun ke Jurang Sedalam 5 Meter di https://www.kompas.tv/article/284918/diduga-kelelahan-pemudik-ditemukan-tewas-terjun-ke-jurang-sedalam-5-meter
Tercatat, sedikitnya 850 gerai McDonald's yang tersebar di berbagai lokasi di Rusia ditutup sejak Maret 2022 lalu. Tidak cuma itu, McDonald's juga menutup sementara 108 gerainya di Ukraina demi alasan keamanan.
McDonald's Rusia dan Ukraina berkontribusi sekitar 2 persen dari penjualan global. Dari sisi pendapatan operasional, gerai-gerai di kedua negara berkonflik itu malah menyumbang tiga persen.
Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan atau apakah McDonald's akan melanjutkan operasionalnya di Rusia dan Ukraina.
Lebih lanjut, Starbucks, PepsiCo, dan Coca-Cola juga mengumumkan rencana mereka untuk menghentikan aktivitas bisnis di Rusia.
Yum Brands yang mewaralabakan sekitar 1.000 restoran KFC dan 50 lokasi Pizza Hut di Rusia pun menangguhkan semua investasi dan pengembangan restoran di negara tersebut.
Saat ini, total lebih dari 750 perusahaan telah membatasi operasional mereka di wilayah Rusia.
Video Editor : Firman
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/284928/imbas-perang-rusia-dengan-ukraina-mcdonalds-alami-kerugian-hingga-rp1-84-triliun