Seorang wanita bernama Sherri Papini sempat membuat heboh setelah membuat pengakuan bahwa dirinya diculik pada 2016 silam. Namun, Papini kini mengaku jika dirinya memalsukan penculikan tersebut.
Melansir People, Sherri Papini akhirnya mengaku bersalah karena sudah pura-pura diculik saat melakukan jogging pada tahun 2016 silam.
Papini kini sudah mengaku bersalah karena dirinya telah membuat hoaks atau berita palsu. Untuk itu, Papini harus membayar ganti rugi lebih dari USD 300.000 atau Rp4,3 miliar kepada beberapa institusi pemerintah.
Akibat pura-pura diculik tersebut, beberapa lembaga seperti California Victim's Compensation Board harus mengeluarkan uang USD 30.000 atau Rp430 juta untuk terapi dan ambulans.
Tak hanya itu, Badan Administrasi Keamanan Sosial Amerika Serikat, polisi setempat, hingga FBI juga turut mengeluarkan uang demi mencari Papini.
Cerita Papini sendiri dimulai pada tanggal 2 November 2016 ketika dirinya tengah berolahraga lari pagi di Redding.
Menurut Papini, dirinya diculik oleh dua wanita Hispanik yang bersenjata dan memakai masker. Tidak hanya itu, Papini mengklaim bahwa dirinya disiksa hingga diikat di sebuah kamar.
Papini baru ditemukan 22 hari kemudian, tepatnya pada hari Thanksgiving. Saat itu, kembalinya Papini disambut oleh kedua anaknya sekaligus komunitas di Redding.
Namun, setelah melakukan investigasi, pihak berwenang memergoki jika penculikan Papini hanyalah pura-pura. Sebaliknya, wanita ini kabur dan tinggal di rumah mantan pacar di California.
Saat ditanya, mantan pacar Papini mengaku membantunya kabur karena Papini mengaku dirinya menjadi korban kekerasan suami.
Tidak hanya itu, Papini juga sengaja menurunkan berat badan, memotong rambutnya agar terlihat berantakan, dan melukai diri sendiri dengan memukul dan membuat luka bakar di lengannya.
Sementara, mantan pacar Papini juga mengaku bahwa ia dimintai tolong untuk membuat Papini terluka agar skenario penculikan lebih meyakinkan.
Kontributor: Safirul Hanif Rahmat