Beda, Ngabuburit Dengan Bermain Layangan Naga

2022-04-21 453

KULON PROGO, KOMPAS.TV - Jalan lintas selatan, Kawasan Trisik, Galur, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, selalu ramai menjelang Maghrib. Banyak warga yang datang menyaksikan layangan naga yang diterbangkan oleh para pecinta layangan. Tidak hanya didominasi oleh warga Kulon Progo saja, sejumlah pelayang dari Bantul, Sleman hingga Purworejo turut hadir dan datang untuk menerbangkan layangan mereka.

"Sudah lama tidak menerbangkan layangan, sudah kangen. Sekalian ngabuburit, ini pertama di bulan puasa ini," ucap Eko Sutopo, pecinta layangan.

Untuk menerbangkan layangan naga dibutuhkan sekitar lima orang agar layangan bisa terbang di udara. Karena bentuknya yang sangat besar, tidak heran jika pecinta layangan ini kerap menghabiskan belasan juta rupiah untuk biaya pembuatan layangan naga.

"Kalau anginnya mampu, mudah menerbangkannya. Tapi butuh beberapa orang, tapi kalau angin kencang itu harus banyak orang, minimal lima orang, bergantung berapa meternya layangan. Kalau punya saya yang paling besar itu Rp 17 juta dengan ukuran 70 meter, bikin sendiri," ujar Ragil Suratiman, pecinta layangan.

Tidak hanya menjadi ajang ngabuburit para pelayang, pemandangan indah langit kawasan Trisik ini pun menjadi sarana hiburan bagi warga yang tengah melintas di jalan utama menuju Pantai Trisik ini. Aktivitas menerbangkan layangan ini biasanya baru usai saat bedug tanda berbuka puasa tiba.

#layangan #ngabuburit #yogyakarta

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/281966/beda-ngabuburit-dengan-bermain-layangan-naga

Free Traffic Exchange