BELITUNG, KOMPAS.TV - Komunitas Aik Pok Bersatu adalah kelompok tani yang kini mengembangkan lokasinya menjadi agrowisata. Sebagian dari anggota kelompok tani adalah para remaja dan anak muda.
Remaja yang masih bersekolah memanfaatkan waktu luang mereka pada sore atau malam hari. Mereka mengaku kegiatan tersebut tidak sampai mengganggu pelajaran atau aktivitas lain bersama teman sepermainan.
Kebun sayur sawi umumnya dipanen saat berusia 21-25 hari. Dari hasil panen tersebut setiap remaja ini bisa mendapatkan pendapatan bruto senilai Rp 3 juta.
Hasil tersebut tentunya masih dipotong oleh biaya produksi seperti beli pupuk, bibit, dan mesin penyemprot.
Sementara pemiliki lahan yakni Maulid mengaku senang bisa merajak para remaja untuk menggeluti kegiatan yang positif. Ia pun tak mengambil sepeser pun dari hasil panen para remaja tersebut.
"Saya tidak kepikiran untuk mengambil persenan dari hasil mereka, karena ini amanat orang tua saya bahwa lahan ini harus dikembangkan dan saya belum bisa disebut berhasil bila belum membuat orang lain sukses," kata Maulid.
Kegiatan para remaja dan pemuda di Komunitas Aik Pok Bersatu menjadi contoh dalam membina mental.
Mereka yang sebelumnya cenderung banyak bermain, kini memanfaatkan waktunya untuk kegiatan yang positif.
"Kegiatan ini tidak menggangu aktivitas mereka seperti belajar, latihan sepakbola dan lain-lain, justru mereka jadi pandai mengatur waktu, kalau tidak sempat sore, mereka kerjakan malam, begitu juga sebaliknya," kata Maulid.
Maulid bersyukur karena kegiatan mereka mendapat dukungan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah desa hingga pemerintah pusat.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/279866/aik-pok-bersatu-usaha-bersama-para-muda-belitung-berani-usaha