SEMARANG, KOMPAS.TV - Tim Nasional Logistik Ekosistem Pelabuhan Tanjung Emas telah meluncurkan program Join Inspection Karantina Bea Cukai di bidang ekspor, setelah sebelumnya sukses menjalankan program serupa di bidang impor.
Pembentukan tim ini diharapkan semakin meningkatkan kinerja sekaligus menekan biaya logistik di Pelabuhan Tanjung Emas. Join Inspection Ekspor Karantina Bea Cukai merupakan improvisasi dan inovasi dari salah satu program Nasional Logistic Ecosystem. Program ini terbukti mampu menurunkan estimasi biaya timbun dan biaya penarikan sebesar Rp 113,87 miliar atau 42 persen.
Kepala KPPBC TMP Tanjung Emas, Anton Martin, mengatakan, Join Inspection Ekspor Karantina Bea Cukai bagian dari implementasi dari Inpres 5/2022. Implementasi ini berorientasi pada sinergi dan kolaborasi antar-stakeholder melalui simplifikasi proses dan penghapusan repitisi dan duplikasi.
Sementara itu, PLT Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Semarang, Nur Hartanto, mengatakan, sinergi tersebut sebagai wujud komitmen pemerintah untuk mempercepat kelancaran arus barang di pelabuhan.
Dengan join inspection ini, pemilik hanya melakukan satu kali submit data pemeriksaan barang melalui aplikasi Super Depo, kemudian karantina pertanian dan bea cukai melakukan pemeriksaan bersama-sama.
Sementara PT Pelindo sebagai penyedia area dan fasilitas mendukung program tersebut, sebagai salah satu bentuk sinergitas di Pelabuhan Tanjung Emas dalam menerapkan Inpres No 20 Tahun 2020 untuk menekan cost logistik. Ke depan diharapkan mampu bersama-sama mendukung kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi serta meningkatkan daya saing nasional.
#joininspection #pelabuhantanjungemas #semarang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/278778/join-inspection-ekspor-karantina-bea-cukai-tekan-biaya-operasional