SOLO, KOMPAS.TV - Masjid Darusalam di Kampung Jayengan, Kota Solo, Jawa Tengah, setiap bulan Ramadan selalu sibuk. Para takmir serta warga sekitar terlihat sibuk memasak di halaman masjid. Mereka tengah menyiapkan bubur Samin yang merupakan bubur Khas Banjar, Kalimantan Selatan. Aktivitas memasak, dimulai selepas waktu salat Zuhur. Dari mulai meracik bahan, memasak bahan utama berupa beras, mencampur minyak samin. Dari sini proses yang cukup menguras tenaga, karena bubur harus diaduk tanpa henti.
Awalnya tradisi ini, dilakukan oleh warga perantauan dari Banjar. Namun, dahulu bubur hanya dibagikan kepada jamaah yang sholat Magrib dan yang berbuka di masjid saja. Mulai tahun 1985, bubur mulai dibagikan bagi warga sekitar. Sempat terhenti dua tahun karena pandemi, tradisi ini kembali dilakukan.
"Rencana hanya seminggu satu kali, tapi karena masyarakat tetap diminta untuk dibuat tiap hari. Alhamdulillah kami kembali, cuma besaran kilogramnya berkurang sedikit, tapi kalo memang kebutuhan dari masyarakat banyak, insyaallah kita tambah," ucap Noor Cholish, ketua panitia.
Selepas waktu salat asar bubur ini dibagikan kepada warga yang sudah mengantre dan tak pernah melewatkan bulan Ramadan, tanpa menikmati bubur Samin. Rasanya yang khas dengan rempah-rempah, membuat banyak orang kembali. Karena kapasitas masjid yang terbatas, warga harus bergantian masuk. Beberapa tertahan di gerbang, sembari menunggu giliran. Bahkan ada warga dari luar kota, yang sengaja datang karena ingin mencicipi. Juga ada warga yang berkeinginan, untuk membuat tradisi serupa di masjid kampungnya.
"Rencananya mau nerapin di masjid dekat rumah saya, mau nyobain. Soalnya bubur ini banyak banget peminatnya, jadi pengen diterapkan," ujar Riska, warga Sukoharjo.
Jika anda tengah berada di Solo, tidak ada salahnya mampir ke Masjid Darusalam, untuk mencicipi bubur Samin. Karena tradisi ini, hanya muncul sekali setahun, selama bulan Ramadan.
#bubursamin #masjiddarusalam #solo
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/277038/2-tahun-terhenti-tradisi-berbagi-bubur-samin-kembali-digelar