KARANGASEM, KOMPAS TV - Bubur tuak atau bubur nira ini bisa ditemui di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali. Bubuh tradisional khas Karangasem ini terbuat dari bahan tuak atau nira. Pembuatannyapun sama seperti bubur biasanya. Hanya saja bubuh tuak yang sudah ada sejak berabad-abad ini, tidak menggunakan pemanis gula melainkan menggunakan nira. Nira yang digunakan belum difermentasi. Sampai saat ini bubuh tuak masih menjadi penganan favorit hingga kini. Karena memiliki rasa yang manis dan lembut.
Proses pembuatannya juga terbilang muda, air nira dipanaskan sampai mendidih setelah itu dicampur dengan tepung beras dan parutan kelapa lalu diaduk sampai rata dan menggetal sesuai tekstur yang diinginkan. Saat ini penjualan bubuh tuak kian berkurang. Salah satu penjual yang masih bertahan yakni I Made Bandem. Dirinya mengaku dalam sehari bisa menjual puluhan porsi melalui media sosial. Sampai saat ini bubuh tuak masih banyak diminati warga selain rasanya yang manis, juga dipercaya bermanfaat bagi kesehatan terutama bagi penderita diabetes
Sementara itu salah satu pembeli mengaku baru pertama kali mencobak bubur tuak ini melihat di media sosial, karena itu ingin mencoba ternyata rasanya manis dan enak.
Dalam satu porsi dijual seharga 7 rupiah dan penjualan tidak hanya di kabupaten karangasem bahkan sudah ke luar Kabupaten Karangasem. Meski terbuat dari nira, bubur tersebut tidak mengandung alkohol, sehingga dipercaya bisa membatu penyembuhan sejumlah penyakit seperti tifus, deman berdar serta aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena pemanisnya tidak terbuat dari gula
#buburtuak #bubuhtuak #karangasem
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/272489/bubur-tuak-kuliner-khas-karangasem