JAKARTA, KOMPAS.TV PKB, PAN, dan Golkar mendorong isu penundaan Pemilu 2024 ke permukaan.
Sementara, gejolak penolakan lantang disuarakan berbagai pihak.
Tidak cuma oposisi, penolakan juga datang dari parpol penghuni koalisi.
Tiga ketua umum partai besar kompak menggulirkan wacana penundaan Pemilu dalam waktu berurutan.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar memulai tendangan pertama bola panas wacana penundaan pemilu.
Berbekal klaim analisis "big data perbincangan di media sosial, Cak Imin menyebut, 60% dari 100 juta subyek akun di media sosial mendukung penundaan pemilu.
Dilanjutkan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan yang mengemukakan 5 alasan penundaan salah satunya pandemi dan pemulihan ekonomi.
Hingga Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dengan versi lebih halus meneruskan aspirasi keberlanjutan pemerintahan Presiden Jokowi lewat aspirasi petani sawit saat kunjungan kerja ke Siak, Riau.
Penolakan pun langsung mencuat dari berbagai pihak, tak cuma PKS yang merupakan partai oposisi. PDI-P sebagai partai pengusung terbesar Presiden Jokowi juga menyuarakan hal serupa.
Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menyebut, penundaan Pemilu tidak boleh sekadar berlandaskan lobi politik tapi harus memiliki dasar hukum yang jelas.
Setelah wacana jadi polemik, Muhaimin mengembalikan lagi keputusan akhir ke tangan Presiden Jokowi.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/267431/bola-panas-wacana-penundaan-pemilu-2024-terus-bergulir-setuju