BULELENG, KOMPAS TV - Wilayah Lingkungan Taman Sari, Kelurahan Kampung Baru, merupakan sentral pembuatan tempe tahu di Buleleng Bali. Nampak warga yang sedang membuat tempe dan tahu, walau dihimpit mahalnya harga kedelai dan menurunnya hasil penjualan. Bahan baku kedelai yang digunakan merupakan kedelai import yang sejak pandemi terus mengalami fluktuasi harga. Harga kedelai yang biasanya hanya Rp. 7 ribu/Kg, kini mencapai Rp. 11 ribu.
Kenaikan harga kedelai yang cukup signifikan ini, disertai minat pembeli yang terus menurun, membuat para pengerajin tempe tahu, di Buleleng tidak berani menaikkan harga jual. Para pengerajin tempe tahu terpaksa harus mengurangi ukuran dari biasanya. Arsani, salah seorang pengrajin tahun mengatakan, saat kondisi normal ia bisa memproduksi tempe lebih dari 50 kg/hari. Namun kini ia hanya produksi 30 Kg/hari.
Selain mengalami kenaikan dari bahan baku kedelai, kenaikan juga terjadi pada bahan penunjang produksi lainnya seperti harga plastik dan kayu bakar. Kondisi ini sangat menyulitkan para pengerajin tempe dan tahu di Buleleng, Bali. Para pengerajin berharap pemerintah segera mengatasi kenaikan harga kedelai agar kembali normal.
#kedelainaik #buleleng #disperindagbuleleng
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/263815/harga-kedelai-naik-penjualan-tempe-tahu-menurun