KOMPAS.TV - Jika ada pertanyaan apa barang yang saat ini paling dicari ibu-ibu di Indonesia? pasti jawabannya adalah minyak goreng.
Minyak goreng memang menjadi rebutan dalam kurun waktu beberapa minggu belakangan ini.
Berawal dari harga yang melonjak tinggi, minyak goreng kemudian perlahan menjadi langka saat pemerintah mengeluarkan kebijakan satu harga pada pertengahan Januari lalu yaitu sebesar Rp 14 ribu per liter.
Baca Juga Ridwan Kamil Pantau Langsung Operasi Pasar Minyak Goreng Murah di Pangandaran di https://www.kompas.tv/article/263433/ridwan-kamil-pantau-langsung-operasi-pasar-minyak-goreng-murah-di-pangandaran
Tak berhenti sampai di situ, pemerintah kemudian mengeluarkan kembali kebijakan di awal Februari.
Dimana minyak goreng curah dihargai Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana sebesar Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium sebesar Rp 14.000 per liter.
Namun, sepertinya jauh panggang dari api meski harga diturunkan tapi tidak bisa terealisasi.
Di sejumlah tempat, harga minyak goreng masih di atas ketetapan pemerintah, di Indramayu, Jawa Barat misalnya.
Harga minyak goreng curah masih berkisar antara Rp 16.000 hingga Rp 17.000 rupiah per liternya.
Tak hanya itu, pedagang juga mengeluhkan kesulitan mendapatkan stok minyak goreng.
Sementara itu di Semarang, antrean panjang terjadi saat operasi pasar digelar Kementerian Perdagangan dan Disperindag Jateng. Warga rela antre untuk membeli minyak goreng curah seharga Rp 10.500.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pemerintah sedang bekerjasama dengan pemda untuk meneliti jalur distribusi.
Langkah yang saat ini diambil pemerintah adalah memotong rantai distribusi dengan mengirim langsung ke pasar-pasar tradisional, dengan harga Rp 10.500 untuk pedagang.
Sebenarnya barang tersedia bahkan pasokannya dua kali lipat dari normalmnya, namun ada pihak yang memanfaatkan situasi.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/263442/mendag-akan-potong-rantai-distribusi-untuk-atasi-kelangkaan-minyak-goreng