Imbas Kenaikan Harga Kedelai, Perajin Tempe dan Tahu Harus Putar Otak Agar Tak Merugi

2022-02-16 128

TANGERANG, KOMPAS.TV - Harga kedelai yang melonjak beberapa waktu terakhir berdampak pada perajin tahu dan tempe di tanah air.

Perajin di Tangerang Selatan, Banten, harus mengecilkan ukuran tahu dan tempe agar tak merugi.

Perajin tempe di Jalan Wahid, Pamulang, Tangerang Selatan, mengeluhkan kenaikan harga kedelai.

Perajin pun terpaksa memilih mengecilkan ukuran dan ketebalan tahu dan tempe, dibanding menaikkan harga jual.

Perajin tahu tempe berharap, pemerintah menstabilkan harga kedelai agar produksi kembali normal.

Kenaikan harga kedelai yang mencapai Rp11.500 per kilogram, membuat perajin tahu di Kota Bogor, Jawa Barat, kebingunan.

Baca Juga Harga Kedelai Mahal Paksa Produsen Kecil Perkecil Ukuran Tempe dan Tahu di https://www.kompas.tv/article/261917/harga-kedelai-mahal-paksa-produsen-kecil-perkecil-ukuran-tempe-dan-tahu

Perajin harus mengurangi jumlah produksi, bahkan merumahkan karyawan untuk menekan biaya produksi yang tinggi.

Perajin tahu dan tempe di Solo, Jawa Tengah, tetap berporduksi di tengah melonjaknya harga kedelai.

Harga jual tahu dan tempe tetap sama, namun ukuran tahu dan tempe diperkecil, agar tak merugi terlalu banyak.

Di Gianyar, Bali, harga kedelai kini mencapai Rp13 ribu per kilogram.

Agar tak semakin merugi, perajin mengurangi jumlah produksinya.

Jika biasanya mereka memproduksi tahu dengan 200 kilogram kedelai, kini hanya 150 kilogram.

Hal ini dipilih perajin, demi mempertahankan pelanggan.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/262190/imbas-kenaikan-harga-kedelai-perajin-tempe-dan-tahu-harus-putar-otak-agar-tak-merugi

Free Traffic Exchange