KOMPAS.TV - Pemerintah menyatakan, tingkat keparahan dan kematian akibat paparan covid-19 varian omicron tidak bisa diabaikan lagi selain percepatan vaksinasi.
Tak hanya di Indonesia, penyebaran covid-19 varian Omicron juga kian meluas di sejumlah negara hingga mengalami lonjakan kasus yang cukup tinggi.
Salah satunya Singapura, varian omicron telah memicu lonjakan kasus covid-19 di Singapura beberapa waktu terakhir ini.
Seperti yang dilansir dari CNA, Direktur layanan medis Kementerian Kesehatan Kenneth Mak menuturkan, dalam skenario terburuk, infeksi covid-19 di Singapura dapat mencapai 15.000 sehari.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo mengatakan, mulai Februari beberapa anggota masyarakat Singapura yang tidak mau divaksin, tidak boleh melakukan kegiatan di tempat umum.
Baca Juga Dua Pasien Varian Omicron RI yang Meninggal Miliki Komorbid di https://www.kompas.tv/article/254703/dua-pasien-varian-omicron-ri-yang-meninggal-miliki-komorbid
Suryopratomo menyebut, pemerintah Singapura menanamkan kesadaran akan kesehatan untuk diri sendiri dan orang lain.
Sementara itu, Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan, kemungkinan akan terjadi puncak covid-19, baik omicron maupun sebagian delta terjadi pada minggu ke 3-4 bulan Februari sampai awal Maret.
Untuk itu Menkes mengingatkan pentingnya menjaga prokes dan juga percepatan vaksinasi termasuk booster.
Selain itu pemerintah daerah diharapkan memberikan responsnya pada evaluasi PPKM yang dilakukan tiap minggu. Hal itu dilakukan demi menindaklanjuti laju penularan di daerah masing-masing.
Siti Nadia juga mengingatkan, puncak kasus covid-19 beserta variannya harus bisa ditahan, karena resiko dirawat dan meninggal tetap ada.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/254714/kemenkes-kemungkinan-puncak-covid-19-terjadi-pada-februari-hingga-maret