KOMPAS.TV - Pengamat Tata Kota dan Lingkungan Nirwono Yoga juga menilai, jika penanganan banjir di Jakarta dengan menggunakan sumur resapan terbukti tidak efektif mengurangi genangan air saat Jakarta diguyur hujan deras.
Pemerintah DKI Jakarta dinilai perlu mengevaluasi kembali kebijakan ini serta memperbaiki sistem drainase di sejumlah titik rawa banjir Jakarta.
Sementara dalam akun Instagramnya Anies menjawab, penanganan banjir di Jakarta dilakukan dengan senyap dan tuntas.
Anies menyebut, prioritas Pemrov DKI dalam menangani banjir adalah memastikan warga aman dan pemompaan agar banjir dapat surut enam jam setelah hujan berhenti.
Ada 100 pompa mobil yang diaktifkan untuk mengurangi genangan air di titik banjir.
Saat ini (19/01), banjir setinggi 70 sentimeter masih merendam permukiman warga di Tegal Alur Kalideres, Jakarta Barat.
Tak hanya disebabkan oleh intensitas hujan yang mengguyur Jakarta Barat, sejak Rabu (18/01) dini hari genangan banjir di lokasi tersebut juga disebabkan meluapnya sungai.
Baca Juga Jakarta Terendam Banjir, Ketua DPRD: Sumur Resapan Tidak Ada Gunanya di https://www.kompas.tv/article/253156/jakarta-terendam-banjir-ketua-dprd-sumur-resapan-tidak-ada-gunanya
Air banjir setinggi 70 sentimeter ini terlihat masih merendam permukiman warga di Jalan Manyar, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
Selain tak bisa dilintasi kendaraan genangan banjir di lokasi ini juga membuat aktivitas warga lumpuh.
Guna mengurangi debit air yang menggenangi permukiman warga tersebut, petugas Dari Sudin Sumber Daya Air Pemkot Jakarta Barat mengerahkan satu unit mesin pompa untuk melakukan penyedotan air untuk dibuang ke kali.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/253164/dikritik-soal-banjir-relawan-anies-penanganan-banjir-ada-perbaikan