TASIKMALAYA, KOMPAS.TV - Peran orang tua sangat penting dalam pelaksanaan vaksinasi anak usia 6 hingga 11 tahun.
Orang tua wajib mendampingi anaknya saat vaksinasi; selain itu, orang tua juga harus mengetahui kondisi kesehatan anak, apakah ada gejala demam atau tidak.
Hal ini diperlukan guna menghindari Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi atau KIPI berat setelah vaksinasi Covid-19.
Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Kersamenak, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal seusai menerima vaksin Covid-19.
Sebelumnya, siswa tersebut mengikuti vaksinasi Covid-19 anak usia 6 hingga 11 tahun untuk dosis pertama, pada Sabtu (15/1).
Setelah menerima vaksin Covid-19, siswa itu kemudian mengalami kejang-kejang dan penurunan kesadaran, hingga kritis.
Pihak keluarga pun langsung membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa.
Sampai akhirnya, siswa itu meninggal dunia di rumah sakit pada Senin (17/1) petang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, penyebab meninggalnya siswa SDN 5 Kersamenak diduga karena mendapatkan vaksin dalam kondisi sedang mengalami penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Pihak sekolah mengaku kaget mendengar kebar salah seorang siswanya meninggal seusai divaksin Covid-19.
Salah seorang guru di SDN 5 Kersamenak menyebut, saat divaksin, korban dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan gejala demam.
Ia pun menambahkan, saat divaksin, korban datang sendiri tanpa didampingi orang tua.
Mengetahui kejadian itu, anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya mendatangi pihak sekolah SDN 5 Kersamenak untuk meminta kejelasan mengenai kondisi siswa tersebut.
Selain itu, menurut rencana, Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya akan memanggil Dinkes dan pihak RSUD Soekarjo Tasikmalaya untuk menjelaskan penyebab kematian siswa tersebut.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/253115/diduga-idap-dbd-saat-divaksin-anak-sdn-5-kersamenak-tasikmalaya-kejang-kejang-dan-meninggal-dunia