JAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti Geoteknologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak seluruh lapisan masyarakat, baik itu pemerintah, instansi, hingga warga awam, untuk dapat peduli dan menerapkan mitigasi bencana.
Kurangnya edukasi dan investasi mitigasi bencana di Indonesia menyebabkan dampak destruktif.
Padahal, kita tahu bersama bahwa Indonesia terletak di wilayah geografis yang sangat rawan akan bencana alam; mulai dari gempa bumi, tsunami, gunung api, dan lain-lain.
Hal ini menjadi pelajaran bagi seluruh pihak, bahkan hingga tatanan pemerintah pusat, untuk senantiasa menengok urgensi edukasi terkait kewaspadaan terhadap bencana alam.
Baca Juga Indonesia Rawan Bencana, Pakar Gempa ITB: Masyarakat Harus Mengerti dan Belajar! di https://www.kompas.tv/article/251669/indonesia-rawan-bencana-pakar-gempa-itb-masyarakat-harus-mengerti-dan-belajar
Sementara itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk selalu menunggu kabar terkini dari situs resmi bmkg.go.id sebagai sumber informasi gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya yang kredibel.
Gempa bumi pada Jumat (14/1) yang terjadi barusan, pukul 16.05 WIB mengguncang Jakarta dan sekitarnya.
Diketahui gempa bumi ini berkekuatan magnitudo 6,6.
Data yang diterima oleh Kompas TV dari BMKG, pusat gempa berada di 52 kilometer barat daya dari Sumur, Banten.
Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa terjadi kepanikan di masyarakat akibat gempa bumi.
Bukan tanpa alasan, dari laporan masyarakat, gempa bumi dirasakan hingga lebih dari 10 detik.
Gempa berkekuatan 6,6 magnitudo ini dilaporkan memiliki kedalaman 10 kilometer.
BMKG menyatakan bahwa gempa yang baru saja terjadi ini tidak berpotensi tsunami.
Karenanya, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan dapat melanjutkan aktivitas dengan berhati-hati.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/251672/peneliti-geoteknologi-brin-eko-yulianto-dorong-seluruh-lapisan-masyarakat-terapkan-mitigasi-bencana