KOMPASTV - Indonesia memiliki andil dan sejarah yang panjang dalam pemeliharaan perdamaian di Afrika. Hal ini menjadikan indonesia masuk ke dalam sepuluh besar pengirim pasukan penjaga perdamaian terbanyak.
Ini merupakan salah satu bentuk komitmen indonesia untuk turut ikut terlibat melaksanakan misi pemeliharaan perdamaian dunia. Kontingen garuda sendiri, dibentuk dari proses seleksi prajurit-prajurit dari berbagai kesatuan di TNI. Setelah terpilih dari proses seleksi, para prajurit akan melaksanakan pelatihan terlebih dahulu di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian atau PMPP, yang berlokasi di sentul, jawa barat.
Dari PMPP, terbentuklah satuan tugas batalyon gerak cepat yang dikirimkan ke wilayah monusco, republik demokratik kongo.
Di daerah konflik, khususnya di monusco, pemberontakan sangatlah rentan terjadi. Pemberontakan ini dilakukan oleh sekelompok warga yang disebut sebagai milisi. Disinilah peran penting kontingen garuda sebagai pasukan penjaga perdamaian dibutuhkan.
Dalam penugasan satgas Indo RDB 39-C Monusco, sebanyak 47 wan TNI dari berbagai matra diberangkatkan untuk terlibat menjaga perdamaian di Monusco, Kongo. Ini menjadi jumlah prajurit perempuan indonesia terbanyak yang diberangkatkan ke Monusco.
Female Engagement Team, Atau FET, memiliki peran penting dalam pendekatan dengan masyarakat kongo khususnya untuk bagi perempuan dan juga anak-anak.
Tentunya pendekatan ini guna untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan kekerabatan yang dekat dengan masyarakat sekitar.
Seperti apa peran serta keistimewaan yang dimiliki prajurit Satgas Indo Rdb 39c/Monusco - Prajurit Penjaga Perdamaian Dunia?
tni, prajurit penjaga perdamaian dunia, tni monusco kongo, perdamaian dunia, rdb 39c monusco, cerita militer
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/247988/kisah-heroik-srikandi-indonesia-menjaga-perdamaian-di-kongo-3-cerita-militer