BALI, KOMPAS.TV - Jelang libur akhir tahun, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata Bali terpantau meningkat.
Demikian pula tingkat hunian hotel di kawasan pariwisata Sanur yang terpantau mengalami kenaikan hingga 20 persen.
Bali masih menjadi tempat pariwisata favorit bagi wisatawan Nusantara, khususnya di momen libur natal dan tahun baru (Nataru) ini.
Terbukti dari adanya peningkatan okupansi hotel di Denpasar.
Hunian hotel masih didominasi oleh wisatawan Nusantara, asal Jakarta, Surabaya, Medan, hingga Ujung Pandang, dengan rata-rata lama tinggal selama 3 hari.
Di tengah peningkatan pengunjung di kawasan wisata, pengetatan protokol kesehatan (prokes) pun dilakukan guna mencegah penularan virus saat berwisata.
Baca Juga Jangan Khawatir! RSDC Wisma Atlet Pisahkan Tower Karantina dan Tower Pasien Positif Covid-19 di https://www.kompas.tv/article/245919/jangan-khawatir-rsdc-wisma-atlet-pisahkan-tower-karantina-dan-tower-pasien-positif-covid-19
Pemerintah sebenarnya sudah berulang kali mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan di rumah saja saat libur akhir tahun.
Lantas, bagaimana pihak pengelola wisata memastikan prokes bisa dilakukan dengan maksimal saat Bali sedang diserbu begitu banyak wisatawan?
Lalu apakah ada sanksi tegas yang disiapkan pemerintah daerah bagi pelanggar prokes, baik itu orang kepada pengunjung maupun pengelola tempat wisata?
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/245927/okupansi-hotel-di-sanur-naik-hingga-20-persen-bali-dipadati-oleh-wisatawan-domestik
