KAB. SEMARANG, KOMPAS.TV - Masa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan ibu-ibu rumah tangg yang berada di desa untuk membuka bisnis makanan olahan berbahan singkong. Makanan berbahan dasar singkong ini biasa disebut sigurem, yang artinya singkong, gurih, rembes.
Produk olahan singkong warga Desa Rembes, Kecamatan Beringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini, berawal dari rasa keprihatinan melihat hasil panen tanaman singkong di desanya yang melimpah. Hasil panen singkong tersebut hanya di jual mentah dengan harga yang rendah.
Prihatin dengan rendahnya harga jual, ibu-ibu rumah tangga berinovasi mengolah singkong menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Salah satunya singkong bumbu, yang dijual frozen, selain itu ada juga yang sudah matang dengan varian rasa serta kemasan yang menarik minat pembeli.
"Karena rasanya enak, terus harganya terjangkau. Beli rasa original, coklat dan keju," ujar Rohmiatun, pembeli.
Walaupun di masa pandemi Covid-19, kini usaha sigurem masih bisa bertahan. Bahkan pemasarannya bisa menembus daerah kabupaten/kota di sekitar Kabupaten Semarang. Dan diharapkan bisa menyebar luas di daerah luar Jawa Tengah.
"Untuk singkong itu kan bahan bakunya melimpah di desa. Disamping melimpah juga harganya murah, petani gampang tanamnya. Bahan bakunya murah dan mudah didapatkan," kata Sri Winarni, pemilik usaha.
Produk olahan singkong bumbu frozen bisa bertahan selama dua sampai tiga bulan, dengan harga terjangkau berkisar Rp 8 ribu. Sedangkan yang sudah matang dengan tiga varian rasa yaitu rasa original, keju dan coklat keju di jual dengan harga Rp 15 ribu.
#singkong #pandemicovid-19 #desarembes
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/239088/bisnis-olahan-singkong-bertahan-di-masa-pandemi