LUMAJANG, KOMPAS.TV - Sejauh mata memandang, yang terlihat hanyalah pasir berwarna abu-abu yang mengeluarkan hawa panas.
Sudah berlangsung sejak kemarin, Sabtu (4/12), Gunung Semeru memuntahkan lahar dingin dan menciptakan awan panas yang membuat warga sekitar berlari panik.
Meski bantuan sudah datang, dilema masih dirasakan oleh mereka yang ingin tetap menjaga kediamannya.
Bukan tanpa alasan, nekat hati kendati tetap merasa aman dalam rumah sendiri.
Akan tetapi, bahaya yang mengintai pun tak pernah mati.
Hingga kini, warga tetap diimbau untuk evakuasi ke posko pengungsian yang ada di beberapa titik, salah satunya di Desa Sumberwuluh.
Baca Juga 200 Personel Polda Jatim Akan Sisir Wilayah Terdampak Erupsi Jika Cuaca Kondisi Sudah Kondusif di https://www.kompas.tv/article/238930/200-personel-polda-jatim-akan-sisir-wilayah-terdampak-erupsi-jika-cuaca-kondisi-sudah-kondusif
Harapannya, posko pengungsian darurat yang didirikan ini tak hanya berguna untuk menjaga korban dari kondisi terburuk secara fisik, tetapi juga untuk membantu mereka untuk mendapatkan ketenangan.
Di tengah kepadatan dan hiruk pikuk yang ada di posko, warga posko diharapkan dapat pulih dari trauma atau trauma healing terhadap bencana yang baru saja mereka terima.
Pemulihan trauma ini ditujukan bagi semua orang, mulai dari orang dewasa dan terutama anak-anak.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/238934/kondisi-terkini-wilayah-terdampak-erupsi-gunung-semeru-suasan-kelabu-semua-abu-abu-tertutup-abu