JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi sorotan usai aksinya yang dituding memaksa seorang penyandang disabilitas tunarungu untuk berbicara. Aksinya ini terjadi pada 1 Desember 2021 pada saat peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Saat itu, Risma yang sedang di atas panggung bertanya kepada salah seorang penyandang disabilitas. Risma meminta penyandang disabilitas itu untuk berbicara, apa yang ada di pikirannya. Tidak lama berselang, Stefanus, perwakilan dari Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia, Gerkatin, menyampaikan protes kepada Risma.
Baca Juga Mensos Risma Paksa Anak Tunarungu Bicara, Wakil Ketua Komisi VIII: Ironis di https://www.kompas.tv/article/238263/mensos-risma-paksa-anak-tunarungu-bicara-wakil-ketua-komisi-viii-ironis
Menurut Stefanus, tuna rungu harus menggunakan alat bantu dengar, tapi tidak untuk dipaksa berbicara. Melalui penerjemah bahasa bicara isyarat, Stefanus kaget melihat Risma memaksa penyandang disabilitas rungu wicara untuk berbicara. Aktivis tuli dan juru bahasa isyarat, Surya Sahetapy mengkritik Menteri Sosial Tri Rismaharini yang memaksa anak penyandang tuna rungu berbicara, pada peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Menurut Surya, cara Risma merupakan tindakan salah. Surya mengatakan, sebagai pejabat publik yang penuh pengertian, Risma sepatutnya mennayakan kemampuan dan mengutamakan kenyamanan komunikasi anak anak penyandang disabilitas.
Video Editor: Arief Rahman
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/238304/mensos-risma-tuai-kritik-usai-paksa-seorang-tunarungu-bicara