KOMPAS.TV - Indra Hakim masih berduka, ia kembali mengenang sosok Ridho Suhendra anak tertuanya yang dikenal tertutup.
Ridho tak banyak bicara, ia lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-teman di luar rumah.
Meski begitu, Ridho merupakan pekerja keras. Ia ingin mengubah nasib dan meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai pengendara ojek online.
Ia pun sempat meminta dokumen kartu keluarga kepada sang ibu.
Kepergian Ridho pada 8 November lalu menjadi hari terakhir baginya dan keluarga untuk melihat sosok Ridho.
Betapa terkejutnya saat Indra diberitahu polisi, sang anak menjadi korban mutilasi yang dilakukan oleh tiga orang teman.
Baca Juga Ayah Korban Mutilasi di Bekasi: Mati Itu Takdir, tapi Apa Harus Begitu? di https://www.kompas.tv/article/236617/ayah-korban-mutilasi-di-bekasi-mati-itu-takdir-tapi-apa-harus-begitu
Sebelumnya pada Sabtu (27/11) siang, warga Bekasi digemparkan dengan beberapa potongan tubuh di Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Polisi yang melakukan olah TKP langsung memasang garis polisi dan memintai keterangan sejumlah saksi.
Potongan tubuh yang ditemukan langsung diidentifikasi dan diketahui merupakan milik Ridho Suhendra.
Terungkapnya identitas korban semakin memudahkan polisi untuk menangkap dua pelaku pembunuhan, sementara satu orang lain masih buron.
Dari keterangan tersangka polisi pun menemukan TKP pembunuhan di sebuah toilet lahan parkir motor di Tambun, Bekasi, serta lokasi dibuangnya sisa tubuh korban di Karawang, Jawa Barat.
Kini pihak keluarga korban dapat sedikit bernapas lega, lantaran semua bagian tubuh korban telah ditemukan.
Harapan mereka, ada keadilan bagi Ridho yang telah dihabisi dengan cara mengenaskan.
Pihak keluarga kini tengah menanti jenazah korban dikembalikan agar bisa dimakamkan secara layak.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/236816/motif-sakit-hati-seorang-ojol-di-bekasi-jadi-korban-mutilasi