Khawatir Pencurian, Korban Banjir Kalteng Pilih Bertahan di Rumah dan Enggan Mengungsi

2021-11-19 512

PALANGKARAYA, KOMPAS.TV - Hingga kini banjir masih terus merendam ribuan permukiman warga di 21 kelurahan pada 5 kecamatan yang ada di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Belasan ribu jiwa warga menjadi korban dampak banjir terbesar kali ini.

Sedikitnya tiga ribuan warga yang sudah mengungsi ketempat yang lebih aman, baik ke rumah sanak keluarga serta ke tenda pengungsian yang telah disiapkan pemerintah Kota Palangkaraya.

Baca Juga Banjir Kalteng, Gubernur Minta Pemerintah Pusat Evaluasi Izin Aktivitas Perusahaan di Pinggir Sungai di https://www.kompas.tv/article/233771/banjir-kalteng-gubernur-minta-pemerintah-pusat-evaluasi-izin-aktivitas-perusahaan-di-pinggir-sungai

Namun masih banyak juga warga yang tetap memilih bertahan di rumahnya dengan alasan keamanan harta benda mereka.

Lantaran dalam beberapa waktu selama banjir terjadi, banyak warga yang merasa kehilangan harta benda saat rumah mereka ditinggal untuk mengungsi di berbagai tempat pengungsian.

Meski kini jajaran kepolisian telah membentuk tim yang akan patroli secara rutin di sekitar permukiman warga yang sedang berada di pengungsian.

Kerawanan tindak pencurian membuat sebagian warga memilih bertahan di rumahnya, warga membuat alas tidur yang lebih tinggi menggunakan papan agar bisa tidur walau dikepung genangan air banjir.

"Masih bisa ditempati, jadi masih bisa buat tempat tidur," ungkap Sukarni, warga yang juga menjadi korban banjir kali ini.

Baca Juga Masih Terendam Banjir Hingga 40 cm, Pedagang Pasar Murakata Barabai Pilih Tutup di https://www.kompas.tv/article/233769/masih-terendam-banjir-hingga-40-cm-pedagang-pasar-murakata-barabai-pilih-tutup

Sementara banjir sudah sepekan merendam dengan kondisi debit air banjir sudah mengalami penurunan sekitar 10 cm, namun sebagian warga masih belum kembali ke rumahnya.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/233777/khawatir-pencurian-korban-banjir-kalteng-pilih-bertahan-di-rumah-dan-enggan-mengungsi

Free Traffic Exchange