KOMPAS.TV - Para petani saat ini tengah gelisah lantaran sulit mendapatkan pupuk subsidi, sementara harga pupuk non-subsidi makin mahal.
Petani sayur di Kabupaten Sorong mengeluhkan sulit mendapatkan pupuk subsidi akibat stok yang berkurang, mereka terpaksa membeli pupuk non-subsidi yang harganya lebih mahal.
Tidak hanya pupuk, sejumlah obat tanaman juga mengalami kenaikan harga.
Alhasil mereka terpaksa menjual sayuran dengan harga lebih mahal agar modal kembali.
Petani jagung di kediri juga terpaksa beli pupuk non subsidi karena sulit mendapatkan pupuk subsidi.
Baca Juga Sri Lanka Larang Bongkar Muat Pupuk Organik Terkontaminasi Bakteri Berbahaya Asal China di https://www.kompas.tv/article/224835/sri-lanka-larang-bongkar-muat-pupuk-organik-terkontaminasi-bakteri-berbahaya-asal-china
Menghindari gagal panen, petani kediri terpaksa membeli pupuk non-subsidi yang harganya sampai Rp 300 ribu per sak 50 kilogram.
Sementara itu, Kementerian Pertanian memastikan, sampai akhir tahun ini karena keterbatasan anggaran hanya bisa memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi 8,87 juta sampai 9,55 juta ton.
Angka ini jauh dari kebutuhan pupuk yang mencapai 22,57 juta ton sampai 26,18 juta ton.
Memastikan penyaluran tepat sasaran, Kementan memperbaiki basis pendataan serta verifikasi berjenjang tingkat kabupaten, pronvinsi, dan pusat serta evaluasi penyaluran pupuk bersubsidi.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/228460/stok-pupuk-subsisi-berkurang-para-petani-mengaku-kesulitan