PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Tangan Ayundita Dyah Pratama Putri, terlihat lincah saat menyimpul tali katun untuk dibuat sebagai kerajinan makrame. Warga jalan tirtosari, Kelurahan Semarang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah ini, kini harus lebih fokus berbisnis kerajinan makramenya.
Pasalnya, sejak awal tahun 2020 atau mulai terjadi pandemi Covid 19 di tanah air, dirinya merupakan salah satu karyawan yang terkena phk dari perusahaannya. Sehingga, gadis 25 tahun ini pun harus bekerja keras memutar otaknya demi mendapatkan rupiah.
Berbagai jenis kerajinan makrame seperti hiasan dinding, rak gantung, taplak meja, dan lain sebagianya mampu dicipta. Bahkan, buah karya tangannya ini, tidak hanya mendapat respon dari masyarakat di dalam negeri, tetapi sudah menembus pasaran ke amerika serikat melalui penjualan secara online di etsy shop.
Namun demikian, untuk omzet penjualan masih terbilang cukup kecil, yakni berkisar 3 jutaan rupiah per bulannya. Sementara, untuk harga perbuah kerajinan rumahan ini, Ayun menghargai hanya sekitar 50 hingga 200 ribu rupiah.
Namun, jika mendapat pesanan dari luar negeri, harganya pun dinaikan 100 persen atau dua kali lipat. Dikarenakan, biaya ongkos kirim harus ditanggung dirinya. Ayun mengaku, usaha ini sebelumnya hanya sebagai sampingan, karena saat itu masih bekerja di sebuah perusahaan dibidang jasa pemasangan internet di Banjarnegara.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/226138/kerajinan-makrame-tembus-pasar-amerika