KOMPAS.TV - Sejak Sabtu dini hari, guncangan gempa terasa di sejumlah kota di Jawa Tengah. Tak hanya sekali, tetapi gempa susulan telah terjadi hingga 23 kali. Warga pun mendirikan tenda sebagai antisipasi dampak gempa yang lebih besar.
Warga Kelurahan Rejosari, Semarang Jawa Tengah, Sabtu malam mendirikan tenda di jalan perkampungan.
Tenda ini didirikan karena warga masih merasa khawatir akan adanya gempa susulan.
Sebelumnya, gempa bermagnitudo 2,7 terjadi di Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu siang.
Tak berselang lama, terjadi beberapa kali gempa susulan, sehingga warga harus keluar masuk rumah untuk menyelamatkan diri.
Sejumlah warga akhirnya memilih bermalam di tenda, karena rumahnya merupakan bangunan tua, sehingga rawan roboh bila terjadi goncangan.
Sebagai antisipasi gempa, Pemerintah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, juga mendirikan tenda darurat di halaman RSUD Dokter Gunawan Mangunkusumo, Ambarawa.
Saat gempa terjadi, pasien yang berada di dalam gedung akan dipindahkan ke tenda darurat, sementara pasien covid-19 telah dipindahkan ke RSUD Ungaran.
Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto menyebut gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal, dan diprediksi akan terjadi berulang.
Baca Juga Gempa Malang Sempat Bubarkan Vaksinasi Covid-19 dan Rapat Wali Murid di https://www.kompas.tv/article/224471/gempa-malang-sempat-bubarkan-vaksinasi-covid-19-dan-rapat-wali-murid
Sejak Sabtu dini hari setidaknya telah terjadi 23 kali gempa yang mengguncang wilayah Jawa Tengah.
Bmkg menjelaskan gempa terjadi diduga akibat sesar aktif di Merbabu, Merapi Telomoyo.
Hinga kini, belum ada laporan tentang kerusakan maupun korban jiwa.
Walau sudah kembali beraktivitas, warga diminta tetap waspada mengantisipasi gempa susulan yang masih mungkin terjadi.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/224791/tak-hanya-sekali-guncangan-gempa-terasa-di-jawa-tengah-hingga-23-kali