KOMPAS.TV - Harga minyak merangkak seiring dengan krisis energi yang terjadi di beberapa negara Eropa dan Tiongkok.
Sinyal agar Indonesia waspada dan bisa mengambil peluang untuk sektor komoditas dalam negeri.
Baca Juga Pemerintah Menduga Kenaikan Harga Komoditas Energi Dipicu Acara Konferensi Iklim November Mendatang di https://www.kompas.tv/article/218780/pemerintah-menduga-kenaikan-harga-komoditas-energi-dipicu-acara-konferensi-iklim-november-mendatang
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, di Eropa sendiri harga gas alam ekuivalen minyak mentah saat ini diperdagangkan di kisaran harga 230 dollar AS per barrel, meroket 130 persen sejak awal September lalu, dan telah menguat 8 kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.
Di negara-negara Asia Timur, biaya produksi gas alam telah naik 85 persen sejak awal September, dan saat ini mencapai sekitar 204 dollar AS per barrel setara minyak.
Baca Juga China Nyatakan Dukung Energi Hijau, Aktivis: Sinyal Energi Kotor Batubara Harus Segera Ditinggalkan di https://www.kompas.tv/article/214651/china-nyatakan-dukung-energi-hijau-aktivis-sinyal-energi-kotor-batubara-harus-segera-ditinggalkan
Sementara itu, di Amerika Serikat walaupun masih lebih rendah, biaya produksi dan ekspor gas alam di Negeri Paman Sam itu telah mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 13 tahun terakhir.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/220734/sejumlah-negara-dilanda-krisis-energi-peluang-indonesia-pasarkan-sektor-komoditas