PANGKALPINANG, KOMPAS TV Rusnawi, adalah seorang dokter spesial kulit dan kelamin yang kini bertugas di salah satu rumah sakit di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Siapa sangka, dia sebelumnya merupakan seorang perwira TNI Angkatan Udara berpangkat Kolonel, yang bertugas di Rumah Sakit Pusat TNI AU Dokter Hardjolukito Jogja.
Namun, dirinya rela meninggalkan pangkat dan jabatannya di kesatuan TNI AU, untuk mengikuti seleksi terbuka menjadi Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) Nusa Tenggara Barat ( NTB ).
Setelah lulus dan dilantik pada 1 April 2020 lalu menjadi Kepala BKKBN NTB, nasib apes malah menimpa dirinya.
Pasalnya, Nomor Induk Pegawai atau NIP yang ia dapat, ternyata tidak terdaftar di Badan Kepegawaian Negara ( BKN ).
Akibatnya, Rusnawi tidak bisa mendapatkan gaji dan tunjangan jabatan, selama menjadi Kepala BKKBN Nusa Tenggara Barat.
Dirinya juga telah menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara ( PTUN ). Hasilnya, pada bulan lalu pengadilan mengabulkan permohonannya.
Namun BKKBN malah mengajukan banding atas perkara tersebut ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara.
Usai dilantik pada April 2020 lalu, Rusnawi memutuskan untuk berhenti sebagai Kepala BKKBN NTB pada September 2020 lalu.
Untuk menyambung hidup, Rusnawi melanjutkan pekerjaan sebagai tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit swasta di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Disini dirinya baru satu bulan mengabdikan dan dikontrak selama satu tahun.
Jika nanti hasil putusan banding pihak BKKBN di tolak, dirinya masih berharap bisa menjadi kepala BKKBN Nusa Tenggara Barat.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/220511/tinggalkan-pangkat-kolonel-demi-kepala-bkkbn-perwira-tni-justru-dapat-nip-bodong