KOMPAS.TV - Beberapa hari terakhir ramai pembicaraan terkait banyaknya kapal perang asing yang memasuki perairan Indonesia khususnya di sekitar kawasan Laut Natuna, Kepulauan Riau.
Kehadiran kapal perang tersebut membuat nelayan lokal di sekitar Perairan Natuna takut melaut.
Isu mengenai kapal perang asing yang melintasi kawasan perairan Indonesia juga direspon oleh Komisi I DPR RI.
Anggota Komisi I DPR Ri Dave Laksono meminta jajaran keamaanan Indonesia untuk segera bertindak tegas karena kedaulatan Indonesia harus menjadi prioritas.
Sementara itu, Panglima Komando Armada I, Laksamana Muda Arsyad Abdullah, memastikan tidak ada kapal dari Tiongkok atau Vietnam yang berlayar di Perairan Natuna Utara.
Setelah melihat langsung kondisi perairan Indonesia, ia pun memastikan bahwa informasi yang menyebut ribuan kapal asing berlayar di perairan Natuna Utara, tidak benar.
Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyebut Indonesia harus selalu waspada terhadap berbagai macam ancaman.
Indonesia menyiagakan 4 kapal perang di sekitarnyasebagai respon dari aktivitas di kapal perang Tiongkok.
Patroli keamanan harus ditegakkan demi memastikan hak berdaulat Indonesia tidak terusik sebab kasus pelanggaran wilayah oleh kapal asing kerap terjadi.
Bukan kali pertama kapal asing masuk ke wilayah zona ekonomi ekslusif Indonesia di laut Natuna Utara.
Lalu apa arti dari kehadiran kapal perang Tiongkok masuk di laut Natuna Utara bagi hak berdaulat Indonesia?
Simak pembahasannya bersama Panglima Komando Armada I, Laksamana Muda Arsyad Abdullah, dan Pengamat Pertahanan dan Militer, Connie Rahakundini Bakrie.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/213053/nelayan-takut-melaut-di-perairan-natuna-panglima-koarmada-i-pastikan-tak-ada-kapal-asing-di-lokasi