JAKARTA, KOMPAS.TV - Kondisi kesehatan anak korban kekerasan orangtua dengan melukai mata demi ritual pesugihan di Gowa Sulawesi Selatan, terus membaik.
Setelah dioperasi, Tim Ahli Mata Fakultas Kedokteran UNHAS dan Rumah Sakit Syech Yusuf Gowa terus memantau kondisi mata korban.
Pemulihan psikologis korban, kini ditangani para Psikolog Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gowa.
Baca Juga Polisi Dalami Soal Ritual Pesugihan, Ibu Disebut Berhalusinasi Saat Cungkil Mata Sang Anak di https://www.kompas.tv/article/209308/polisi-dalami-soal-ritual-pesugihan-ibu-disebut-berhalusinasi-saat-cungkil-mata-sang-anak
Kepala Dinas P3A Gowa menyebut korban masih mengalami trauma saat bertemu pihak yang dikenalinya.
Kepolisian Resort Gowa kini menetapkan 4 tersangka kasus ini, yaitu kedua orang tua, kakek dan paman korban.
Ke empat tersangka tidak memiliki gangguan kejiwaan dan diduga secara sadar terlibat saat kekerasan itu berlangsung.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Rita Pranawati, meminta polisi perlu upaya extra dalam kasus ini.
Rita mengingatkan adanya potensi trauma korban, dari penggalian kesaksian selama proses hukum.
Kepolisian terus mengembangkan penyelidikan kasus ini.
Polisi juga mengusut penyebab kematian kakak korban, karena diduga meninggal gara-gara praktik pesugihan.
Bagaimana perkembangan kasus penganiayaan pada anak di Gowa? Dan bagaimana Komisi Perlindungan Anak Indonesia, KPAI merespons kasus ini?
Kita bahas bersama Kasatreskrim Polres Gowa, AKP Boby Rahman. Juga Ada Komisioner KPAI Rita Pranawati.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/209310/usut-tuntas-penganiayaan-anak-untuk-ritual-kpai-banyak-orangtua-tak-paham-hak-seorang-anak