KEDIRI, KOMPAS.TV - Pandemi corona yang terjadi awal tahun lalu, menjadi mimpi buruk bagi Sujinah. Penyandang disabilitas asal kecamatan Gurah kabupaten Kediri ini, harus merasakan pahitnya ancaman kebangkrutan karena usaha jahitnya sepi pesanan.
Tidak hanya itu, usaha kursus jahit yang dikelola suaminya juga harus berhenti akibat adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Kesulitan ekonomi pun harus dirasakan pasangan suami istri penyandang disabilitas tersebut.
Meski demikian, mereka tidak menyerah begitu saja. Semangat untuk mewujudkan pendidikan setinggi-tingginya bagi sang anak, menjadi pelecut Sujinah dan Sugito untuk terus berusaha.
Inovasi usaha pun terus dilakukan, salah satunya adalah memproduksi konektor masker. Meski keduanya memiliki keterbatasan fisik, namun bukan jadi penghalang bagi mereka untuk memproduksi konektor masker yang berkualitas. Dalam sehari, Sujinah mampu membuat 12 konektor masker yang dijualnya dengan harga 5 ribu rupiah saja.
Dari usaha konektor masker tersebut, kini perempuan 56 tahun itu mampu memperoleh pendapatan 700 ribu hingga 1 juta rupiah setiap bulan. Meski omzet penjualannya masih kecil, namun Sujinah bersyukur, dari hasil usaha tersebut asap dapurnya dapat kembali mengepul dan pendidikan putrinya sementara dapat terjamin.
Sujinah dan Sugino mengalami kecacatan fisik sejak kecil. Mereka divonis dokter menderita penyakit polio yang membuat salah satu kakinya tidak bisa tumbuh dengan sempurna.
#kediri #disabilitas #masker #usaha #ekonomi #beritakediri