Curhat Pedagang Kopi Tunadaksa di Kota Sukabumi

2021-08-31 114

Pedagang kopi keliling Iyus Yusuf (59 tahun) mengaku kesulitan mendapatkan penghasilan selama berjualan di masa PPKM, warga Kampung Kuta Pasir RT 04 RW 11 Kelurahan Sriwidari, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi juga mengaku tak pernah mendapatkan bantuan sosial selama pandemi covid-19 padahal dirinya seorang tunadaksa.

Iyus berjualan kopi seduh keliling dengan menggunakan motor roda empat. Ia tuna daksa, tanpa satu kaki.

"Saya kehilangan kaki kanan saya semenjak insiden kecelakaan pada tahun 2009, saya di tabrak mobil dan terpaksa kaki saya harus diamputasi," jelas Iyus kepada sukabumiupdate.com, Selasa (31/8/2021) dipinggir jalan R Syamsudin Kota Sukabumi.

Sebelumnya Iyus adalah pedagang kaki lima menetap di Jalan Brawijaya Kota Sukabumi. Setelah pemerintah menerapkan PPKM, lapaknya sepi dan dia harus berkeliling mencari pembeli.

"Saya sudah lama jualan di Jalan Brawijaya, kalau jualan menggunakan motor roda empat ini semenjak PPKM saja. Saat ini sehari paling dapat Rp 100 ribu," ujarnya kepada sukabumiupdate, Selasa (31/8/2021).

Penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah anaknya yang saat ini duduk dibangku SMA. Mereka hidup menumpang di rumah kakaknya di Gang Limus Rt 01 RW 02 Kelurahan dan Kecamatan Cikole Kota Sukabumi.

"Semenjak saya berpisah dengan istri saya, kami menumpang di rumah kakak. Motor ini juga dibelikan kakak,” paparnya.

Iyus kemudian bercerita bahwa susahnya mencari uang selama pandemi covid-19. Sebagai pedagang kecil sekaligus tuna daksa, ia mengaku tak pernah mendapatkan bantuan sosial apapun dari pemerintah.

"Saya tidak dapat bantuan apapun sampai saat ini baik itu bansos, PKH, BLT, dan lainnya. saya mendengar langsung dari Bapak Jokowi di televisi bahwa Tunadaksa akan mendapatkan bantuan," harapnya.

Reporter: Riza
Redaktur: Nelis
Video Editor: Bahasaehan

Free Traffic Exchange