JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan para Ketua Umum Partai Politik koalisi pemerintah, 25 Agustus lalu di Istana Kepresidenan.
Ini merupakan pertemuan pertama, selama pandemi covid-19 terjadi di Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan capaian penanganan covid-19 di tanah air.
Mulai dari turunnya tingkat hunian rumah sakit, turunnya angka kasus, hingga program vaksinasi massal.
Seluruh ketua umum parpol yang hadir, diberikan kesempatan untuk menyampaikan pemikiran dan pendapat terkait penanganan covid-19 di Indonesia.
Jokowipun banjir pujian.
Seluruh Ketua Umum memuji apa yang sudah dilakukan pemerintah di bawah Jokowi.
Mereka menilai, semua kebijakan penanganan covid-19 sudah baik dan tepat.
Secara mengejutkan pula, Ketua Umum PAN Zulfikli Hasan juga hadir dalam pertemuan itu.
PAN yang sebelumnya berada di luar pemerintah, kini resmi berkoalisi.
Puja puji Jokowi itu mendapat kritik dari Partai Demokrat.
Menurut Demokrat, masih banyak masalah dalam penanganan pandemi.
Ingat, tidak ada yang lebih bernilai dari nyawa manusia, seperti yang selalu Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ingatkan.
Di sisi lain, dengan masuknyanya PAN maka saat ini kekuatan koalisi parpol pemerintah sangat gemuk dan menguasai legislatif.
Di antaranya PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Gerindra, dan terakhir PAN.
Oposisipun hanya tinggal 2 parpol, yakni Demokrat dan PKS.
Di tengah isu amandemen UUD 1945, isu 3 periode jabatan Presiden hingga isu perpanjangan masa jabatan Presiden.
Akankah besarnya kekuatan politik itu bisa mengegolkan isu-isu tersebut?