SEMARANG, KOMPAS.TV - 11.000 anak kehilangan orangtua akibat Covid-19 per akhir Juli lalu.
Polda Jawa Tengah pun menginisiasi program Aku Sedulurmu untuk membantu anak-anak yang kehilangan orangtua akibat Covid-19. Salah satunya Ghazy, siswa kelas 1 SMP asal Pemalang, Jawa Tengah.
Ayah Ghazy, Dwi Supriyadi, meninggal lebih dulu pada 6 Agustus lalu.
Hanya berselang dua hari, ibunya, Lis Kumala Dewi, juga meninggalkan Ghazy selama-lamanya setelah keduanya sempat dirawat di RSUD Bendan Pekalongan.
Sepeninggal orangtuanya, Ghazy yang merupakan anak tunggal ini memilih untuk tinggal di rumah orangtuanya bersama seorang asisten rumah tangga.
Ia beralasan tak ingin merepotkan saat diajak pindah ke rumah kerabat dan neneknya yang masih satu desa.
Mendengar kisah Ghazy, Kapolres Pemalang pun datang ke rumah Ghazy dan mengajaknya untuk berbelanja peralatan sekolah dan mainan.
Memasuki tahun ajaran baru, siswa kelas 1 SMP yang menjadi bintang kelas semasa SD ini ternyata belum sempat membeli perlengkapan sekolah karena Covid-19 lebih dulu menjemput orangtuanya.
Per 12 Agustus, 35 Polres di jajaran Polda Jawa Tengah telah mencatat 333 anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19.
Pendaftaran penerima bantuan program ini dilakukan di seluruh polres se-Jawa Tengah.
Lewat program ini, Polda Jateng akan berkoordinasi dengan pegiat perempuan dan anak maupun Dinas Sosial Jawa Tengah untuk melakukan konseling dan membiayai sekolah mereka dari tingkat SD hingga SMA.
Sementara itu, Kementerian Sosial kini masih menggodok konsep penanganan dan regulasi untuk membantu anak-anak yatim piatu termasuk akibat Covid-19.
Kemensos mencatat saat ini sudah ada 4 juta anak-anak yatim piatu dan belum termasuk belasan ribu tambahan dari korban pandemi Covid-19 yang akan terus diperbarui dari data pemerintah daerah.