JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia resmi keluar dari resesi. Kuartal II pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat sampai 7,07 persen secara tahunan. Di periode yang sama tahun lalu, ekonomi nasional terkontraksi 5,32 persen.
Badan Pusat Statistik menerangkan selain karena terjadinya pemulihan ekonomi, faktor lain tumbuhnya ekonomi kuartal II karena rendahnya basis data pembanding low base effect pertumbuhan tahun lalu.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terdorong kenaikan ekspor.
Adapun total ekspor Indonesia tercatat 53,97 miliar dolar Amerika naik 10,36 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia melonjak di kuartal II, ekonom memperkirakan di kuartal III nanti ekonomi Indonesia akan kembali terkontraksi sampai minus 1 persen.
Terbatasnya mobilitas masyarakat di masa PPKM serta turunnya daya beli masyarakat kelas menengah bawah dan kelas atas yang menunda membelanjakan uang dapat menekan pertumbuhan ekonomi di kuartal berikutnya.
Untuk menahan kontraksi yang dalam, ekonom menyarankan pemerintah memberikan perhatian khusus mendorong ekspor dan mengundang masuk investasi berbasis ekspor.
Ekonomi melejit kuartal II namun bayang bayang ekonomi kembali minus kuartal berikutnya perlu diantisipasi.
Lantas bagaimana menjaga momentum ini di tengah ketidakpastian situasi akibat pandemi global?
Simak pembahasannya bersama Anggota Komisi XI DPR Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, serta Ekonom Senior UI, Faisal Basri.