PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Keseharian Adlynatha warga Perum GSM, Desa Kebonagung, kajen, Kabupaten Pekalongan, kini disibukkan dengan pembibitan berbagai jenis anggur. Di atap rumahnya, Adly mempunyai 80 jenis anggur siap tanam yang dijualnya via media sosial daring.
Adly memilih berkebun dan melakukan budidaya anggur di atap rumah seluas 8 x 10 meter karena tidak ada lahan. Awal berkebun dan berbudidaya anggur berawal ketika dirinya tidak bekerja karena pandemi Covid-19 sejak maret 2020 silam.
Mengisi kekosongan setiap hari dirinya mencoba menanam anggur lalu menanamnya dan mengunggah ke media sosial. Karena banyak yang memesan bibitnya, Adly akhirnya mengembangkan berbagai jenis anggur yang kini sudah 80 macam di atap rumah.
Di atas rumah Adly ada sejumlah jenis anggur yang kini menjadi primadona di pasaran. Yaitu anggur jenis ghoswi, new baikonur, ninel, jupiter dan aroma delight. Rata-rata harga bibit anggur dari mulai Rp 150 ribu sampai Rp 1 juta. Pembelinya pun kini sudah seluruh indonesia.
Adly menambahkan, kunci kesuksesan dirinya mengubah atap rumah jadi kebun dan budidaya anggur adalah tidak pantang menyerah dalam kondisi terpuruk. Atas hasilnya itu ia kini bisa menghasilkan uang untuk kehidupan sehari-hari perbulannya mencapai Rp 5 juta.