SOLO, KOMPAS.TV - Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, tiga kakak beradik asal Laweyan Solo, Jawa Tengah ini, bahwa mereka akan menjadi yatim piatu di usia yang masih sangat muda. Ayah mereka meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid-19. Sementara sang ibu telah terlebih dahulu meninggal dunia pada bulan Februari 2020, karena penyakit lain.
Kabar meninggalnya sang ayah mereka ketahui secara tidak sengaja setelah membaca status aplikasi pesan singkat salah seorang kerabat. Bibi dari ketiga kakak beradik ini sengaja belum memberitahu kabar duka tersebut, karena masih merasa bingung, dikarenakan anak-anak ini masih menjalani isolasi mandiri di Kartasura selama 21 hari, karena terpapar Covid-19. Saat ini ketiga kakak beradik ini tinggal bersama bibinya.
"Menanyakan keadaan fisik dan psikollogi anak-anaku ternyata mereka ingin tinggal bersama saya tidak mau tinggal dengan siapa pun. Saya ikhlas karena mereka anak kandung kakak saya berarti anak saya juga. Karena sejak papanya masih hidup sering ikut saya kalau ditinggal kerja papanya gojek sampai malam, dan ditipkan ke saya setelah selesai kerja baru dijemput," kata Harjanti, bibi dari ketiga anak yatim piatu.
Mendengar kabar memprihatinkan tersebut, Pemerintah Kota Solo memberikan respon, dan berjanji akan memberikan bantuan bagi ketiga anak yatim piatu tersebut terutama pendidikannya. Selain itu sejumlah dermawan juga bersedia membantu.
"Tiga anak tersebut sudah kita urus. Tinggal menunggu rekening BNI-nya, karena kemarin baru pindah KK yakni ke KK-nya omnya. Bantuannya untuk pendidikan, untuk kebutuhan sehari-harinya akan saya bantu secara pribadi," kata Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo.
Saat ini Pemerintah Kota Solo tengah mendata, anak-anak yang orangtuanya meninggal dunia karena Covid-19. Rencananya akan ada dana yang dialokasikan khusus untuk membantu anak-anak yang kehilangan orangtuanya akibat Covid-19 terutama untuk biaya sekolah.
#Covid-19 #Solo #GibranRakabumingRaka