KOMPAS.TV - Pasca pemukulan warga oleh oknum anggota polisi di Nabire, tokoh masyarakat Papua George Awi meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi melakukan aksi protes berlebihan.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay George Awi mengatakan, aksi pemukulan tersebut sangat disayangkan karena dilakukan oleh polisi yang harusnya menjadi pelindung masyarakat.
Ia meminta kedua anggota polisi yang melakukan kekerasan mendapat sanksi agar tidak terulang kembali.
George juga mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dan melakukan aksi protes terhadap kejadian pemukulan terhadap warga sipil tersebut.
Tindak kekerasan polisi terhadap seorang warga yang melakukan protes di lokasi pemungutan suara ulang (PSU) di Nabire, Papua viral di media sosial.
Polisi telah memberi sanksi kepada anggotanya yang melakukan kekerasan terhdap warga.
Tak berselang lama dari kasus kekerasan yang dilakukan oleh dua anggota TNI AU terhadap seorang warga di Merauke, Papua.
Kasus kekerasan kembali terjadi di Nabire, kali ini dua orang anggota polisi melakukan kekerasan terhadap warga yang menyampaikan protes saat pelaksanaan pemungutan suara ulang.
Petugas yang berusaha membawa orang tersebut menjauh dari lokasi pemungutan suara terlihat memukul warga yang belakanga diketahui bernama Nikolaus Mote.
Kami tidak menampilkan gambar ini secara utuh karena mengandung tindak kekerasan.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri yang mengetahui informasi ini berusaha menyelesaikan kasus tersebeut.
Menurutnya kedua pihak telah bertemu yaitu petugas yang melakukan kekerasan dan korban.
Meski sudah meminta maaf Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, telah memberi sanksi kepada dua anggota polisi yang melakukan kekerasan.
Saat ini keduanya telah diperiksa oleh Propam Polres Nabire dan ditahan.
Sanski ini juga menurut Kapolda Papua untuk mengingatkan anggotanya agar dilapangan tidak menggunakan kekerasan kepada masyarakat saat bertugas.