KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV Ratusan Dokter yang bekerja di RS Pemerintah Malaysia melakukan aksi mogok kerja pada Senin (26/7)
Hal ini dilakukan untuk menuntut keadilan untuk lebih dari 20.000 dokter yang bekerja kontrak dan juga berperan dalam melawan pandemi virus corona.
Para dokter muda yang bekerja di bawah kontrak khawatir tidak memiliki kesempatan dan spesialisasi yang dibutuhkan untuk memajukan karirnya.
Mereka menggunakan pakaian hitam dan kenakan masker wajah.
Poara dokter juga memprotes secara diam-diam di rumah sakit nasional.
Yang tersebar di media sosial, beberapa pendemo membawa plakat yang mengatakan "kami adalah spesialis masa depan anda dan gaji yang sama, hak yang sama, peluang yang sama.
Aksi pemogokan terjadi saat Covid-19 di Malaysia melonjak ke rekor tertinggi sebanyak 17.000 pada Minggu (25/7)
Kelompok dokter kontrak mengatakan di situs web mereka bahwa hanya 789 dari 23.077 dokter kontrak yang menerima penempatan permanen, sehingga sistem perawatan kesehatan memiliki 60% pekerja medis kontrak.
Pemerintah mengatakan ada sekitar 35.000 pekerja kontrak perawatan kesehatan di seluruh negeri, yang terdiri dari sekitar 23.000 dokter, 5.000 dokter gigi dan 7.000 apoteker.
Pemerintah menawarkan minggu lalu untuk memperpanjang kontrak dokter hingga empat tahun dengan fasilitas dan peluang karir yang lebih baik, tetapi kelompok dokter tersebut menolak proposal itu, menyebutnya "setengah matang" dan mengatakan itu gagal untuk mengatasi kekhawatiran mereka.
Kelompok itu mengatakan pemogokan itu sebagai bentuk simbolis dan tidak akan mempengaruhi operasi rumah sakit. Demonstrasi berakhir dengan damai saat polisi mengawasi.
Video Editor: Noval